BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
(Studi pada Siswa SDN Bulak Banteng II Kelurahan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya Tahun 2017)
Abstract
Kecacingan memiliki prevalensi 10%-85,9%. Puncak prevalesi terjadi pada usia 1-14 tahun dikarenakan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang buruk. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh higiene perorangan dan sanitasi lingkungan rumah terhadap kejadian kecacingan pada siswa SDN Bulak Banteng II Kelurahan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Jenis penelitian cross sectional. Populasi 489 siswa, sampel 204 siswa. Data dianalisis univariat dan bivariat (uji regresi logistik).
Hasil analisis univariat menunjukkan siswa SDN Bulak Banteng II positif kecacingan (12,3%), jenis cacing paling dominan cacing Ascaris lumbricoides (40%); siswa memakai alas kaki (73,5%), memotong kuku seminggu sekali (61,3%), mencuci tangan dengan air dan sabun (72,5%), BAB di jamban sehat (98,5%), memiliki jamban sehat (85,8%), jenis lantai rumah memenuhi syarat (95,6%), tempat sampah memenuhi syarat (71,1%), dan SPAL tidak memenuhi syarat (98%). Hasil analisis bivariat menunjukkan siswa mencuci tangan dengan air berisiko mengalami kecacingan 6,178 kali lebih besar dibandingkan siswa mencuci tangan dengan air dan sabun (OR:6,178; pvalue:0,000).
Kesimpulannya kebiasaan mencuci tangan berpengaruh terhadap kejadian kecacingan; kebiasaan menggunakan alas kaki, memotong kuku, BAB, kepemilikan jamban, jenis lantai rumah, tempat sampah, dan SPAL tidak berpengaruh terhadap kejadian kecacingan. Disarankan untuk mengoptimalkan pengendalian kecacingan seperti penyuluhan, pemberian obat cacing, dan menerapkan PHBS.